Majelis Ta’lim Nurussa’adah merupakan salah satu wadah keagamaan yang lahir dari semangat pesantren untuk terus hadir dan tumbuh bersama masyarakat. Sebagai bagian dari Pondok Pesantren Nurussa’adah, majelis ta’lim ini tidak hanya menjadi pusat pembelajaran Islam, tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial-religius yang memperkuat jalinan antara pesantren dan masyarakat. Dengan aktivitas yang teratur, baik mingguan, bulanan, maupun tahunan, Majelis Ta’lim Nurussa’adah menjadi bukti nyata bahwa DNA pesantren adalah hidup berdampingan dan berkembang bersama umat.
Setiap pekan, Majelis Ta’lim Nurussa’adah menghidupkan suasana religius dengan berbagai kegiatan. Di antaranya adalah pengajian tafsir Al-Ibriz yang dilaksanakan setiap Jumat, memberikan pemahaman mendalam tentang Al-Qur’an dengan penjelasan yang mudah dicerna masyarakat. Selain itu, terdapat majlis sima’an Al-Qur’an setiap Jumat pagi, langsung dibimbing oleh Ny. Hj. Mubiroh dan Ust. Yusup Ridwan, yang menghadirkan kekhidmatan spiritual bagi para jama’ah. Kegiatan lain seperti pengajian kitab kuning dan sholawatan ibu-ibu setiap malam Selasa serta tahlilan rutin setiap Kamis malam semakin meneguhkan tradisi keislaman yang telah lama hidup di tengah masyarakat.
Secara berkala, majelis ini juga menyelenggarakan sima’an Al-Qur’an bulanan yang melibatkan para alumni pondok pesantren, khususnya mereka yang telah khatam Al-Qur’an. Selain itu, agenda ziarah kubur masyayikh Pondok Pesantren Nurussa’adah menjadi momentum penting untuk mengingat jasa para pendiri dan guru, sekaligus memperkuat ikatan spiritual antara jama’ah dengan tradisi pesantren.
Di bulan Ramadan, Majelis Ta’lim Nurussa’adah semakin semarak dengan berbagai kegiatan yang menjadi ciri khasnya. Setiap hari selama bulan suci, diadakan sima’an Al-Qur’an bakda Subuh dan bakda Dzuhur, menghadirkan suasana penuh keberkahan. Selain itu, pengajian umum kitab kuning ba’da tarawih menjadi ajang penguatan ilmu agama yang diikuti oleh jama’ah dari berbagai kalangan.
Majelis Ta’lim Nurussa’adah tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pengajian, melainkan juga sebagai sarana dakwah, pendidikan, dan pengabdian sosial. Kehadirannya menunjukkan bahwa pesantren bukanlah menara gading yang terpisah dari masyarakat, melainkan rumah besar yang berakar, tumbuh, dan berkembang bersama umat.